Rumus Baru Memprediksi Kesempatan Hamil

Kehamilan banyak ditunggu Kaum Hawa yang sudah menikah. Namun hamil itu masalah kesempatan. Beberapa orang akan berhasil pada kesempatan pertama, sementara pasangan yang kurang subur melakukannya beberapa bulan tanpa hasil.

Pada umumnya, kesuburan wanita menurun saat usia 30 tahun, dan bertambahnya usia membuat kemungkinan hamil gagal semakin besar, baik karena penyebab medis maupun karena belum beruntung.

Peneliti telah menemukan rumus sederhana untuk menolong pasangan untuk mengetahui kapan kesempatan mereka bisa hamil secara alami, dan memutuskan kapan memerlukan nasihan dari dokter.

Perhitungan itu berdasarkan usia wanita dan berapa lama pasangan mencoba untuk hamil. Rumus itu dapat memprediksi kesempatan mereka untuk berhasil selama mengikuti siklusnya, Jumat (5/10).

Misalnya saja, ketika wanita berusia 25 tahun, dengan prediksi mereka berkesempatan hamil hanya dalam 13 periode menstruasi. Dan setelah itu setiap siklus yang baru menurun di bawah 10 persen.

Pada usia 30 tahun mempunyai kesempatan 10 bulan untuk konsepsi, dan selanjutnya akan turun di bawah 10 persen. Dan pada 35 tahun kesempatan untuk hamil turun di bawah ambang batas, setelah enam bulan mencoba.

Model prediksi itu dijelaskan dalam jurnal Public Library of Science ONE. Mereka menghitung menggunakan data yang ada dari penelitian sebelumnya pada angka kehamilan.

Dokter umumnya mempunyai pedoman bahwa pasangan harus mencoba hamil secara normal selama setahun sebelum mencari bantuan. Namun penelitian terbaru ini menunjukkan bahwa wanita yang berusia di pertengahan tiga puluhan dapat mengambil manfaat dengan melakukannya dengan cepat.

Para peneliti mengatakan model itu bisa dimasukkan ke dalam kalkulator online sehingga pasangan bisa menghitung kesempatan kehamilan dari rumah dan memutuskan apakah akan mencari nasihat ke dokter.

Meski tak bisa memprediksi 100 persen akurat, model ini bisa memprediksi kapan kemungkinan pasangan itu berada di bawah batas yang diberikan, dalam rentang waktu dua sampai tiga bulan.

Prof Geraldine Hartshorne dari Warwick Medical School yang ikut menulis dalam penelitian itu mengatakan bahwa orang-orang menginginkan kehamilan ketika mereka siap.

"Sehingga mendapatkan kenyataan bahwa itu tidak terjadi bisa membuat syok," ujarnya.

Profesor Hartshorne menambahkan, jika pasangan memutuskan untuk menemui dokter mereka bisa tes kesuburan. Dari hasil tersebut, pasangan bisa memutuskan apakah akan terus mencoba atau mencari pilihan lain agar mempunyai anak.

"Kehamilan adalah kesempatan tetapi mencari informasi sebanyak mungkin biasanya sesuatu yang baik. Orang dapat melakukan tes jika mereka menginginkannya dan kemudian mereka bisa membuat keputusan selanjutnya yang tepat untuk mereka," pungkasnya.(Telegraph/MEL)
close
==[ Klik disini 1X ] [ Close ]==